PESAN PAUS BENEDIKTUS XVDALAM RANGKA PERAYAAN HARI PERDAMAIAN SEDUNIA I JANUARI 2012
“MENDIDIK KAWULA MUDA DENGAN KEADILAN DAN DAMAI”.
Generasi Kelima Generasi Hilang ? Sejarah Gereja Katolik Terpinggirnya gereja dari percaturan politik nasional di pertengahan 1980an menyebabkan diorientasi massif dalam tubuh Gereja. Disorientasi yang disikapi dengan pemecahan dan fragmentasi, mulai dari lahirnya Mudika dan KMK sebagai antitesa PMKRI dan PK, hingga membiaknya kelompok-kelompok studi dan aksi di tengah orang muda. Bagaimana pun juga dinamika Gereja terus menurun hingga menembus ambang milenium. Kehadiran Romo Mangun dan kawan-kawan dengan gerakan kerakyatan mereka harus diakui mampu memberi warna pada rentang waktu ini, memberi oksigen pada sengal-sengal nafas Gereja sebagai gerakan. Bagaimana pun juga ada sebuah keharusan yang hidup di batin banyak warga Gereja akan lahirnya sebuah generasi baru yang bisa memberi warna baru bagi dinamika Gereja. Diwarnai sensasi nostalgis, beredarlah pertanyaan-pertanya Perubahan musim Akumulasi kejenuhan telah mendorong begitu banyak pihak untuk bergerak. Situasi internal Gereja dan tantangan kemasyarakatan- Suasana muram perlahan mulai berganti. Generasi facebook Siapakah orang-orang muda ini ? Yang datang memadati berbagai jejaring sosial, tangkas dalam menggunakan teknologi ? Memiliki kerinduan akan pengalaman batin Katolik, sekaligus kreatif dalam kewirausahaan dan terlibat dalam gerakan-gerakan sosial baru ? Aktivis-aktivis Katolik muda yang bermunculan di berbagai simpul umat di berbagai penjuru tanah air ? Generasi baru itu sudah tiba ! Kitalah generasi baru itu. Tidak lahir dari satu gerakan sistemik, tetapi tumbuh dari bawah. Ekletik dan kaya karena keragaman gerakan, tetapi bersatu sebagai satu saudara karena media dan teknologi informasi. Kalau ada kekuatan besar yang mampu melahirkan generasi baru gerakan kaum muda Katolik saat ini, ia adalah teknologi informasi. Bukan institusi, bukan ideologi, bukan pula modal, tetapi kemampuan untuk mengkomunikasikan dan menempatkan diri di zona informasi. Lihat saja Komunitas Jomblo Katolik yang berawal dari grup Facebook mampu melahirkan jaringan di beberapa Kadang dinamika ini juga menunjukkan anomali, dimana grup facebook Mudika paroki “ndesa” Kelor, Rayon Gunung Kidul, ternyata mengalahkan dinamika paroki-paroki besar di kota. Akrab dengan teknologi, prinsip berjejaring, otonomi dan kemampuan pribadi yang tinggi, keterbukaan diri yang intim melintasi ruang dan waktu, menjadi ciri generasi dunia maya ini. Sementara itu, komunitas mengalami redefinisi besar-besaran. Pendampingan kaum muda ke depan dengan demikian adalah kerja yang lebih kompleks mengingat berlangsung paralel dengan pergeseran “yang sosial” di tengah kita. lahirnya aktivis-aktivis muda Katolik yang tidak hanya bertumpu pada apa dan siapa orang muda itu sendiri, tetapi juga “cara” bagaimana mereka ada. Seiring dengan ini, semakin kaya, luas, dan beragamnya kesempatan orang-orang muda menemukan dan mengalami Gereja. Pendampingan generasi diasporis Spiritualitas Katolik, persaudaraan, kerja jaringan, dan aksi nyata, kiranya itu empat inti gerakan yang hidup di tengah mereka. Menyelami panggilan spiritualitas yang bergema di hati mereka, memahami relasi-relasi interpersonal yang kuat merajut mereka dalam jejaring persaudaraan lintas ruang dan waktu, serta menerjemahkan iman dan persaudaraan ke gerakan nyata menjadi kunci pastoral orang muda ke depan. Bagaimana mengelola ini semua ? Sejatinya, kita baru memasuki sebuah fase awal. Sebuah fase yang melibatkan interaksi dua lapis, pengorganisasian dan pendampingan, yang sedang sangat dinamis saat ini. Di tataran pengorganisasian, orang-orang muda sedang berdialektika membangun sebuah masyarakat muda Katolik versi mereka sendiri, Di wilayah pendampingan, pasang naik gerakan pendampingan kaum muda sedang ada dalam tahap mencoba mengenali, belajar, dan terus mencari. Sebuah learning moment bagi para pelibat pendampingan kaum muda. (1) Kesediaan mengelola antusiasme baru orang-orang muda melalui berbagai media berbasis IT, dan (2)kemampuan self-learning dan pembelajaran dialektis dari arus gerakan pendampingan akan sangat menentukan dinamika pemberdayaan kaum muda ke depan. Di sisi lain, perhatian khusus pada formatio para moderator, administrator, pendamping dan mentor lapangan menjadi persoalan terbesar kita saat ini, mengingat mereka menjadi pemegang kunci penataan sistem pendampingan kaum muda. Almarhum Mudika.com barangkali lahir terlalu prematur sehingga tidak bisa banyak ditopang nutrisi kerinduan komunikasi yang saat ini membanjir di kalangan orangmuda Katolik. Tetapi saat ini sang bayi pun sejatinya belum bisa berdiri. Dan karena kita semua tahu, tahun-tahun awal pertumbuhan adalah saat terbaik untuk memberikan pendampingan, maka di saat inilah sejatinya kita diundang sejarah untuk memberikan dukungan, perhatian, dan komitmen kita yang terbaik. Komitmen bagi sebuah generasi, komitmen bagi generasi demi generasi sesudahnya : Generasi kelima, generasi diasporis. |